1. JERUK
jintan adalah
salah satu bumbu rempah yang terkenal di dunia. Rempah yang satu ini
terkenal karena bijinya yang wangi, rasanya yang pedas dan sifatnya yang
panas. Konon katanya, jintan berasal dari negeri piramida, Mesir.
Di
sana, jintan tak hanya sebagai bumbu rempah masakan saja. Tetapi juga
digunakan untuk mengawetkan mumi. Tapi, tak hanya Mesir saja
negeri-negeri di dataran Timur Tengah, India,
Thailand, bahkan Meksiko juga banyak menggunakan jintan sebagai rempah
utama dalam masakan mereka.
Sejarah
Iya mungkin sedikit asing bila kamu yang belum pernah bahkan mendengar kata “jintan” seperti yang dikatakan bahwa Jintan asli berasal dari Mesir dan telah dibudidayakan di Timur Tengah, India, Cina dan negara-negara Mediterania selama ribuan tahun. Sepanjang sejarah, jintan telah memainkan peran penting sebagai makanan dan obat-obatan dan telah menjadi simbol budaya dengan beragam kelengkapan. Jintan disebutkan dalam Alkitab tidak hanya sebagai bumbu untuk sup dan roti, tapi juga sebagai mata uang yang digunakan untuk membayar persepuluhan kepada para imam. Di Mesir kuno, jintan tidak hanya digunakan sebagai rempah kuliner, tapi juga ramuan yang digunakan untuk mumifikasi firaun. Biji umin sangat dihormati sebagai bumbu kuliner di dapur kuno Yunani dan Romawi. Dan kepopuleran jintan sebagiannya disebabkan oleh fakta bahwa rasa pedas membuatnya menjadi pengganti lada hitam yang layak, yang sangat mahal dan sulit didapat. Jintan juga terkenal baik untuk khasiat obat maupun kosmetiknya. Penerapannya untuk menginduksi suatu kondisi dimana wajah bisa pucat. Hal ini konon katanya sering digunakan oleh banyak siswa. Mengapa begitu? Yah, para siswa sedang mencoba meyakinkan guru mereka bahwa mereka telah menarik “pelajaran semua malam” (belajar sampai larut malam). Dikatakan sebagai bumbu yang sngat ternilai, ternyata jintan menjadi simbol dimana keserakahan akan penghematan akan jintan. Di Roma Kuno, yakni baik Marcus Aurelius dan Antoninus Pius, kaisar yang memiliki reputasi karena ketamakan mereka, diberi julukan yang termasuk referensi pada jintan.
Selama Abad Pertengahan di Eropa, jintan adalah salah satu bumbu yang paling umum digunakan. Sekitar waktu itu, jintan menambahkan atribut lain. Ia dikenali sebagai simbol cinta dan kesetiaan. Orang membawa jintan di saku mereka saat menghadiri upacara pernikahan dan tentara yang sudah menikah dikirim untuk berperang dengan sepotong roti jintan yang dipanggang oleh istri mereka. Penggunaan jintan untuk menguatkan cinta juga ditunjukkan dalam tradisi Arab tertentu di mana pasta jintan, lada dan madu dianggap memiliki sifat afrodisiak. Meskipun tetap mempertahankan peran penting dalam masakan India dan Timur Tengah, popularitas jintan di Eropa menurun setelah Abad Pertengahan. Saat ini, jintan mengalami pengakuan baru karena apresiasi baru kuliner. Walau biji jintan terlihat kecil dan sederhana, namun rasa pedas yang terdapat didalamnya dapat mengepak pukulan ketika hendak menambahkan rasa pedas. bahkan pedasnya cabai lain tak mengalahkan pedasnya jintan. Dan kamu juga harus tahu, walau dikatakan memiliki rasa pedas. Ternyata jintan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Mungkin itu juga yang menyebabkan dia begitu di incar.
Manfaat
Ciri-ciri
1. tinggi tumbuhan sekitar 30-100 cm 2. berdaun runcing 3. daun bergaris 4. jintan hitang bunganya beraturan 5. batang tebal , lunak , dan agak berkayu 6. tanaman jintan bercabang-cabang
Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku
jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging
dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya yang
memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang
memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan
"jeruk" kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota marga lain
yang masih berkerabat dalam suku yang sama, seperti kingkit. Dalam
bahasa sehari-hari, penyebutan "jeruk" atau "limau" (di Sumatra dan
Malaysia) seringkali berarti "jeruk keprok" atau "jeruk manis". Di Jawa,
"limau" (atau "limo") berarti "jeruk nipis".
Jeruk
sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan
menghasilkan hibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki
karakter yang khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman
ini seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap
anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah
bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa
banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah
keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat), Poncirus,
serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan
penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus),
yaitu Citrus dan Papeda.
Asal
jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur
yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke
barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon)
berasal dari Asia Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk
purut berasal dari Asia Tenggara.
Banyak
anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan,
wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan
wewangian/parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah.
Manfaat
1. Menurunkan Kolesterol
Bukan
cuma omega-3 yang terkandung dalam ikan saja yang mampu menurunkan
kolesterol. Buah yang satu ini juga ok kok untuk membantu memangkas
kolesterol jahat karena kandungan serat larut di dalamnya. Ingat, kadar
kolesterol yang normal dalam tubuh bisa meminimalkan dirimu terserang
berbagai risiko penyakit.
2 Baik untuk Mata
Selain
wortel, rutin mengonsumsi jeruk juga bisa menjaga kesehatan matamu.
Apalagi bagi seseorang yang terbilang sudah cukup berumur. Sebab seiring
bertambahnya usia, risiko terkena katarak akan semakin meningkat akibat
ulah radikal bebas. Nah, antioksidan yang ada di dalam jeruk kata ahli
bisa menangkal kerusakan tersebut. Alhasil, retina mata pun semakin
terpelihara. Menurut sebuah studi, kombinasi antara vitamin C dan E
mampu mencegah katarak sekalipun pada kelompok berisiko tinggi.
3. Melindungi Kulit
Enggak
cuma lewat kosmetika saja bagi kamu yang ingin membuat kulit semakin
sehat dan terlindung dari kerusakan. Pasalnya, kulit juga membutuhkan
berbagai nutrisi dari dalam. Nah, salah satunya tentu dari konsumsi
makanan yang menyehatkan kulit, seperti jeruk. Buah yang kaya vitamin C
ini mengandung beta-karoten, antioksidan yang bisa melindungi sel-sel
kulit dari kerusakan.
4. Melindungi Jantung
Manfaat
jeruk lainnya juga baik untuk menjaga kesehatan jantung. Kok bisa? Kata
ahli, kulit jeruk mengandung komponen penting seperti polymethosxylated flavones (PMFs) dan d-limonene yang
bermanfaat untuk mengkatifkan detoksifikasi pada lever, menurunkan
kolesterol jahat (LDL), dan menjaga keseimbangan gula darah. Nah, ketiga
hal itu amat berkaitan dengan kesehatan jantung.
5. Sistem Pencernaan Lebih Baik
Banyak
masakan Cina yang menggunakan kulit jeruk untuk disajikan bersama
daging merah. Alasannya kulit jeruk bisa membantu mencerna makanan
berlemak. Oleh sebab itu, banyak ahli yang menganjurkan untuk
mengonsumsi segelas air lemon demi menjaga pencernaan. Sebab air lemon
yang asam ini bisa membantu membersihkan sampah makanan yang tertinggal
dalam pencernaan. Namun, bagi kamu yang memiliki masalah lambung,
sebaiknya perlu berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter.
Kandungan Gizi
berikut daftar kandungan gizi buah jeruk per 100 gr:
- Energi 47 kcal
- Karbohidrat 10 gr
- Protein 0.7 gr
- Lemak 0.1 gr
- Serat 0.9 gr
- Vit.A 225 IU
- Vit.B6 0.1 mg
- Vit.C 53.2 mg
- Magnesium 10 mg
- Kalsium 40 mg
- Gula 9 gr
- Kalium 181 mg
- Zat besi 0.1 mg
Sudah
bukan rahasia lagi jika jeruk dikenal sebagai buah yang banyak
mengandung vitamin C. Kandungan vitamin C dalam jeruk bahkan mencapai
53,2 mg per 100 g atau mencukupi 90% kebutuhan tubuh manusia. Namun tak
hanya itu, jeruk juga kaya akan zat bermanfaat lainnya.
Di
antaranya termasuk serat pektin, folat, antioksidan flavanoid beta
karoten, beta cryptoxanthin, zeaxanthin, dan lutein. buah Jeruk juga
mengandung potasium, tembaga, asam pantotenik, dan kalsium dalam jumlah
cukup banyak.
Kandungan
fitonutrien dalam jeruk sendiri cukup beragam, yakni citrus flavanones,
anthocyanins, hydroxycinamic acids, hesperidin, naringin, naringenin,
dan berbagai polifenol lainnya. Fitonutrien ini lebih banyak ditemukan
pada kulit dan daging buah berwarna putih di bagian dalam jeruk, bukan
di cairannya.
Ciri-ciri
Jeruk
adalah tanaman dari bangsa Citreae genus Citrus. Spesies citrus ini
bermacam-macam sehingga buah yang dihasilkan pun beragam meski secara
umum memiliki ciri khas sehingga mudah dikenali. Berikut beberapa ciri
umum buah jeruk:
❖ Bentuk buah bulat dengan tekstur permukaan berpori-pori yang nampak jelas di penglihatan.
❖ Kulit buah jeruk datang dalam berbagai warna yakni hijau, kuning dan juga oranye.
❖ Ukuran buah bervariasi, ada yang kecil seperti limau ada pula yang besar seperti jeruk bali.
❖ Buah jeruk berbiji kecil dengan ruas-ruas di dalam buah yang menyekat daging buah.
❖ Daging buah jeruk juga datang dalam berbagai warna, ada yang bening, oranye bahkan merah mudah atau pink.
❖ Kulit buah jeruk mengeluarkan aroma yang khas berasal dari minyak atsiri yang ia kandung.
2. DAUN SALAM
Daun
salam adalah tanaman herbal yang sering digunakan sebagai bumbu
penyedap masakan karena memiliki aroma yang khas. Ternyata, manfaat daun
salam tidak sampai di situ saja. Selain digunakan sebagai penyedap
masakan, daun dan minyaknya juga berguna sebagai obat.
Sejarah
Salam
( Indonesian bay leaf, Indonesian laurel, Syzygium polyanthum), adalah
daun aromatik untuk bumbu di Indonesia, Malaysia, Thailand, sampai ke
India. Tetapi di India sendiri, selain daun salam, dikenal pula daun
tejpat, atau tejpata (Indian bay leaf, Cinnamomum tejpata). Karena masih
satu genus dengan tanaman kayu manis ( Cinamumum zeylanicum, Cinamumum
burmani), aroma daun tejpat, sangat berbeda dengan daun salam yang masuk
famili Myrtaceae, genus Syzgium. Masakan-masakan India kebanyakan
menggunakan bumbu daun tejpat.
Di
Indonesia salam adalah tanaman yang biasa dimanfaatkan daunnya untuk
penyedap rasa pada masakan khas Nusantara, selain itu daunnya juga
digunakan sebagai rempah pengobatan tradisional Indonesia. Dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel,
sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzgium polyanthum.
Penyebaran
tanaman salam dari Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand,
Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Pohon ini ditemukan
tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai
hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah), dan 1.300 m (di
Thailand).
Daun
salam tumbuh dan berkembang di lingkungan tropis yang memiliki kadar
curah hujan dan sinar matahari yang cukup. Daun salam banyak ditanami
oleh penduduk Indonesia atau asia lainnya dalam rumpun Melayu sebagai
rempah atau bumbu penyedap makanan. Penanaman daun salam khususnya di
Indonesia kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah. Di samping
itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani
yang lain, terutama untuk diambil daunnya.
Di
Taiwan, Arab Saudi, dan Negeri Belanda, daun salam segar dijual dalam
kemasan berisi belasan lembar daun. Pembelinya, terbanyak orang
Indonesia, tetapi daun salam itu bersal dari Thailand. Sebab di negeri
ini, daun salam masih dipanen dari pohon-pohon yang tumbuh liar di kebun
rakyat.
Di
sekitar Laut Tengah, termasuk di kawasan Timur Tengah, yang digunakan
untuk bumbu daun Bay Laurel (Sweet Bay, Grecian Laurel, Laurel, Bay
Tree, Laurus nobilis), yang diklaim sebagai bay leaf “asli” (True
Laurel). Sementara di Amerika Serikat (AS), Dikenal sebagai California
bay leaf (California laurel, Oregon myrtle, pepperwood, Umbellularia
california). Aroma California bay leaf, sama kuatnya dengan bay leaf
asli dari sekitar Laut Tengah. Cara menggunakan bay leaf untuk memasak,
sama dengan penggunaan daun salam.
Di
DKI Jakarta dan sekitarnya, tanaman salam digunakan sebagai peneduh
jalan, dan elemen taman. Di Taman Monumen Nasional, Ancol, Taman Mini
Indonesia Indah, dengan mudah kita jumpai pohon salam. Demikian pula di
jalan-jalan di komplek perumahan, pohon salam juga dijadikan tanaman
peneduh, pohon salam bisa tumbuh sampai 30 m, dengan diameter batang
sekitar 60 cm. Kulit batang salam cokelat muda keabu-abuan. Seperti
genus Syzgium lainnya, kulit batang salam juga pecah-pecah dan
mengelupas, hingga membentuk sekresi pada permukaan batang.
Manfaat
Berbagai
manfaat daun salam untuk kesehatan di antaranya untuk
mengatasi rematik, maag, telat haid, sakit perut, ramuan penyejuk serta
pembasmi kecoa. Daun salam juga dapat digunakan sebagai salep
“rubefacient”, yaitu zat penghangat yang berfungsi meningkatkan
sirkulasi darah pada kulit. Buah tanaman ini juga dapat digunakan untuk
menyembuhkan fibroid rahim, sirosis dan nyeri sendi.
Manfaat
daun salam lainnya adalah untuk menurunkan gula darah. Kandungan zat
polifenol – semacam antioksidan dalam ekstrak daun tersebut dipercaya
para peneliti dapat menurunkan jumlah gula darah bagi orang yang
memiliki diabetes. Zat ini juga mampu meningkatkan kadar kolesterol baik
dalam darah, sehingga mencegah komplikasi penyakit jantung yang sering
kali menyerang pasien dengan diabetes.
Ciri - ciri
Ciri-ciri
daun salam adalah batang bulat, permukaan licin, bertajuk rimbun, dan
berakar tunggang. Juga terdapat helaian daun salam berbentuk lonjong
sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal
runcing, jika diremas berbau harum. Buahnya buah buni,bulat berdiameter
8-9 mm. Bagian yang digunakan adalah daun. Selain itu, kulit batang,
akar dan buah juga berkhasiat sebagai obat. Daun digunakan sebagai
penyedap masakan dan obat herbal, kulit batang digunakan sebagai bahan
pewarna jala atau anyaman bambu. Buahnya dapat diperbanyak dengan biji,
cangkok atau stek.
3. JINTAN
Sejarah
Iya mungkin sedikit asing bila kamu yang belum pernah bahkan mendengar kata “jintan” seperti yang dikatakan bahwa Jintan asli berasal dari Mesir dan telah dibudidayakan di Timur Tengah, India, Cina dan negara-negara Mediterania selama ribuan tahun. Sepanjang sejarah, jintan telah memainkan peran penting sebagai makanan dan obat-obatan dan telah menjadi simbol budaya dengan beragam kelengkapan. Jintan disebutkan dalam Alkitab tidak hanya sebagai bumbu untuk sup dan roti, tapi juga sebagai mata uang yang digunakan untuk membayar persepuluhan kepada para imam. Di Mesir kuno, jintan tidak hanya digunakan sebagai rempah kuliner, tapi juga ramuan yang digunakan untuk mumifikasi firaun. Biji umin sangat dihormati sebagai bumbu kuliner di dapur kuno Yunani dan Romawi. Dan kepopuleran jintan sebagiannya disebabkan oleh fakta bahwa rasa pedas membuatnya menjadi pengganti lada hitam yang layak, yang sangat mahal dan sulit didapat. Jintan juga terkenal baik untuk khasiat obat maupun kosmetiknya. Penerapannya untuk menginduksi suatu kondisi dimana wajah bisa pucat. Hal ini konon katanya sering digunakan oleh banyak siswa. Mengapa begitu? Yah, para siswa sedang mencoba meyakinkan guru mereka bahwa mereka telah menarik “pelajaran semua malam” (belajar sampai larut malam). Dikatakan sebagai bumbu yang sngat ternilai, ternyata jintan menjadi simbol dimana keserakahan akan penghematan akan jintan. Di Roma Kuno, yakni baik Marcus Aurelius dan Antoninus Pius, kaisar yang memiliki reputasi karena ketamakan mereka, diberi julukan yang termasuk referensi pada jintan.
Selama Abad Pertengahan di Eropa, jintan adalah salah satu bumbu yang paling umum digunakan. Sekitar waktu itu, jintan menambahkan atribut lain. Ia dikenali sebagai simbol cinta dan kesetiaan. Orang membawa jintan di saku mereka saat menghadiri upacara pernikahan dan tentara yang sudah menikah dikirim untuk berperang dengan sepotong roti jintan yang dipanggang oleh istri mereka. Penggunaan jintan untuk menguatkan cinta juga ditunjukkan dalam tradisi Arab tertentu di mana pasta jintan, lada dan madu dianggap memiliki sifat afrodisiak. Meskipun tetap mempertahankan peran penting dalam masakan India dan Timur Tengah, popularitas jintan di Eropa menurun setelah Abad Pertengahan. Saat ini, jintan mengalami pengakuan baru karena apresiasi baru kuliner. Walau biji jintan terlihat kecil dan sederhana, namun rasa pedas yang terdapat didalamnya dapat mengepak pukulan ketika hendak menambahkan rasa pedas. bahkan pedasnya cabai lain tak mengalahkan pedasnya jintan. Dan kamu juga harus tahu, walau dikatakan memiliki rasa pedas. Ternyata jintan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Mungkin itu juga yang menyebabkan dia begitu di incar.
Manfaat
- Besi untuk Energi dan Fungsi Kekebalan Tubuh
- Benih Pencernaan yang Baik
- Pencegahan Kanker
Ciri-ciri
1. tinggi tumbuhan sekitar 30-100 cm 2. berdaun runcing 3. daun bergaris 4. jintan hitang bunganya beraturan 5. batang tebal , lunak , dan agak berkayu 6. tanaman jintan bercabang-cabang
Source :
Comments
Post a Comment